Saturday, June 4, 2022

Grateful Moment

Ada satu momen yang menurutku sangat bahagia dan aku pun tidak bisa mendeskripsikan dengan kata-kata yang tepat. Momen itu adalah satu hari sebelum lebaran Idul Fitri tahun ini. Aku merasakan kebahagiaan yang utuh penuh rasa syukur dan nikmat. Sehari sebelum lebaran, aku dan sekeluarga diajak untuk makan buka puasa oleh kaka sepupu, dan saat itu aku sedang libur kerja yang panjang (sangat menyenangkan meskipun tidak berlibur bermain). Rasa bahagia semakin bertambah ketika azan maghrib berkumandang yang menandakan untuk buka puasa. Makan bersama-sama ditemani suara takbir saat isya. Aku merasa sangat bersyukur masih diberi kesempatan untuk menikmati puasa dan lebaran tahun ini bersama keluarga, selain itu di tahun ini pandemi covid pun mulai mereda sehingga kemeriahan menyambut Idul Fitri penuh suka cita.
Dalam perjalanan pulang, saat macet pun aku tidak menemukan rasa jengkel dan kesal, melainkan senang dan seperti tidak ingin cepat berakhir (mungkin ini perasaan orang yang mudik ya, macet di jalan tapi tetap bahagia). Rasa bahagia ini terus mengalir sepanjang malam hingga pagi menjelang shalat Id. Dan saat itu, aku sedikit sedih karena rindu dengan suasana bahagianya.
Tapi, perjalanan hidup ku masih panjang dan aku harus tetap semangat dan berjuang.

Terima kasih, ya Allah. Sungguh nikmat yang Engkau berikan selalu yang paling baik.

-kazhah

Saturday, April 30, 2022

Random Mind #1 Talking About Bes(Tie)

Pemikiran yang sedang melintas di kepalaku saat ini adalah persahabatan. Tidak ada asap ataupun api yang memantikkan pemikiran ini, tiba-tiba aku ingin mengungkapkan apa yang ada di kepala terkait relationship ini. "Memang definisi sahabat itu apa?" Aku bertanya-tanya dalam pikiranku, mungkinkan sekelompok orang yang memiliki tujuan, visi, misi dan cita-cita yang sama? Atau orang-orang yang saling mengerti, memahami satu sama lain, mengasihani dan menyayangi lebih? 
Aku rasa aku tidak bisa memutuskan apa itu sahabat sampai saat ini dan mungkin setiap orang sudah ada yang punya definisinya masing-masing.
Saat ini, untuk menutupi kegelisahanku terhadap salah satu jenis hubungan ini, aku berpegang pada satu konsep, 'Semua orang yang terlibat dalam kehidupanku dan punya pengaruh yang cukup besar terhadap perjalanan dan perkembangan hidup di dalam suatu momentum, di saat momen itu mereka adalah sahabatku'
Satu orang pasti akan pernah menjadi sahabat, teman bahkan rival tergantung waktu, tempat, dan keadaan. 
Apakah ini terkesan skeptis? Tapi sekali lagi, ini hanya salah satu ide miring untuk menutupi kegelisahanku.
Menurutku konsep ini menawarkan win-win solution. Kita tidak perlu terlalu bergantung pada sekelompok orang yang disebut sebagai sahabat. Ketika kita benar-benar memerlukan mereka tapi mereka tidak hadir dengan alasan yang masuk akal seperti sibuk ataupun ada hal lain yang menjadi prioritas utama, kita tidak bisa menyalahkan atau memaharahi mereka karena alasan logis itu. Justru, aku bertanya-tanya mengapa harus bergantung pada salah satu atau sekelompok orang yang sudah dikenali padahal di bumi ini ada banyak manusia lainnya? Bukankah akan sangat bagus jika ada sekelompok dari luar yang tiba-tiba bisa membantu perjalanan hidup kita, tentunya hal ini akan menambah list orang-orang baik dan yang saat itu sekaligus menjadi sahabat atas pengaruhnya yang besar dalam hidup kita. Selain itu, kita tidak perlu kesal pada sahabat yang sudah dikenali, mereka tetap termasuk orang yang punya pengaruh besar dalam perjalanan hidup kita saat itu. Dan tentunya ini tidak akan memberatkan sahabat kita. Sahabat tidak ada kewajiban untuk tolong menolong setiap saat dan setiap hal. Jika memang saat itu tidak bisa dan tidak mampu, kita tidak bisa memaksa mereka harus bisa karena alasan sahabat sejati..

" Setiap perjalanan ceritaku, kamu dan kalian punya ruang dan waktu masing-masing yang tentunya akan selalu tersimpan di memori ataupun hati ini "

Terakhir dariku, Who's next will be my bestfriend?

- kazhah

Saturday, December 19, 2020

Drama Indonesia yang Dinantikan

Akhir-akhir ini aku sering menonton drama china (draci), seperti Put Your Head on My Shoulder dan My Girl. Sebetulnya, semenjak awal pandemi sekitar di bulan Maret, aku sudah suka menonton draci. Draci saat itu judulnya "Surgeon", aku suka isi cerita dan para pemainnya. Ceritanya sangat menarik karena berkaitan dengan dunia kedokteran, selain itu ceritanya dibumbui oleh romansa para dokter sehingga tiap episodenya tidak melulu masalah pasien dan pastinya ada konflik politik rumah sakit yang menambah kompleksitas masalah. Oleh karena hal ini, aku sering mencari referensi drama china yang bagus dan menarik. Kisah Put Your Head on My Shoulder dan My Girl hampir seperti kebanyakan drama korea, tapi entah kenapa aku lebih suka drama china dalam hal 'romatic', kalau dibilang tingkat kegantengan/kecantikan memang drama korea yang lebih, tapi ada sesuatu keunikan yang aku suka dari drama china ketimbang drama korea. Apa itu keunikannya? Entahlah, ini hanya subjektif aku saja.
Aku bercerita ini intinya bukan menceritakan keuwuan atau keseruan drama china dibandingkan drama korea, tapi aku ingin mempertanyakan, 'kenapa Indonesia ngga buat drama Indonesia?' kualitas sinetron maupun ftv ngga terlalu bagus, pesan moral, kebudayaan, adab ngga banyak disampaikan padahal meskipun disebut 'entertainment' juga harus bisa 'education'. Sehingga, masyarakat banyak yang lebih memilih tontonan luar dan tontonan dalam ditonton oleh siapa??

Apa yang kita konsumsi entah itu langsung ataupun ngga langsung pasti berdampak pada kehidupan kita..
Rekomendasi cerita yang bisa dibuat drama Indonesia itu 'Kosan 95' (Webtoon). Kisahnya seru dan menarik untuk diangkat ke layar kaca. Semoga ada produser yang tertarik untuk berinvestasi dalam pembuatan drama Indonesia.

Thursday, October 29, 2020

Pillars of Computational Thinking

1.1 Introduction

  • Computational thinking is an approach to solving problems using concepts and ideas from computer science, and expressing solutions to those problems so that they can be run on a computer
  • Computational thinking involves breaking down a problem in smaller parts, looking for patterns in those sub-problems, figuring out what information is needed, and developing a step-by-step solution
  • Some of these problems can be solved without a computer, while some really do need that extra computing power.
  • Approaching problems more systematically, developing more efficient solutions, and understanding how computers can be used in the problem-solving process
  • There are four what we call pillars to computational thinking: decomposition, pattern recognition, data representation and abstraction, and algorithm

1.2 Decomposition

  • Decomposition is the process of taking a complex problem and breaking it into more manageable sub-problems
  • We can then arrive at a solution to the original, complex problem. You have probably experienced this when given the assignment of writing a paper. Rather than just sitting down at your keyboard and writing from start to finish, you probably start by developing an outline of the essay

1.3 Pattern Recognition

  • Find patterns among the sub-problems, i.e., similarities or shared characteristics
  • This entails finding similarities or shared characteristics within or between problems and allows us to use the same solution for each occurrence of the pattern

1.4 Data Representation and Abstraction

  • Data representation and abstraction involves determining what characteristics of the problem are important and filtering out those that are not

1.5 Algorithm

  • An algorithm is a set of step-by-step instructions of how to solve a problem. It identifies what is to be done (the instructions), and the order in which they should be done
  • An algorithm is the starting point for writing a computer program. And is often expressed at a high level using pseudo code, or flowchart, rather than the English description given on the slide. Both describe instructions, and the order in which the instructions should be done
  • Although not every problem requires all four pillars, it is a good framework to use when faced with a problem

 Source: Coursera, Computational Thinking-University of Pennsylvania

Tuesday, September 8, 2020

Black White Cat

Hi! This is our cat, and his name is Umis. He has white and black colour fur. He looks cute, doesn't he? He has a black dot on near his nose. However, he is a shy cat. We can not touch him easily, and you must give him something such as food or snack, then he will allow you to nudge his body. He does not have a restricted body area, so you can reach him as long as he still stays there.

Umis was relaxing | Source: private document

His name is the abbreviation from k(umis), and he gets that name because that black dot indeed. It makes him like having a moustache ("kumis"). But, I realize something more exciting that he is more like a Nazi figure. Do you recognize who he is? Yup, exactly. The most popular Nazi character, who lead and killed many people in the world, is Adolf Hitler. I will not tell you more about him because this contains belong to Umis.

I like him, but I feel guilty about letting him play alone. I usually spend my time to do works and rarely playing with him. Hopefully, he has a long life and good health always. Thank you, Umis for being our cat! 

Monday, September 7, 2020

Solving A Question Concerning Water Supply Engineering #1

Here is a simple question:

Transmission pipe flows the water from A water source to B reservoir that has pipe length 5 km and will distribute to C with pipe length 2.3 km.Water level elevation of A is +110 m, B is +220 m, and C is +120 m. Solve the problems below:

  • Determine the economic pipe diameter, if the head loss is less than 10 m/km for AB and BC segments, the coefficient of hardness (Hazen William) is 130, and the water discharge is 200 L/s!



  • What is the value of head loss for the A-B segment?
  • What is the power of a pump to transport the water, if its efficiency is 65%?
  • What is the remain of pressure on C?

Hope this simple explanation can help you! Thank you.

/kazhah/

Saturday, September 5, 2020

Bad (Only this) Day!

From today, I will use English to write in my blog. The reason is I want to upgrade my skill for better writing. I don't know what should I type right now. Anyway, I did not post something here yesterday because I had trouble time management. I feel lazy to do something, and the deadlines come so fast. Am I really frustrated? Perhaps yes and no.

Let me tell you what actually I was doing yesterday, hope this occurrence will be our learning experience for next time.

That day, I wake up early then I sleep again after taking prayer (I should do something task, but I choose to sleep because I feel lazy severely). I woke up approximately at 8.00. I have an agenda to attend webinar related to user interview simulation (this webinar talking about how to manage your CV and become confident when you are interviewed by HR). Nice webinar, isn't it? But, the bad moment happens, my lecturer asks me to send our project progress (Oh... God! I have not finished, what should I do? Am I absence that webinar for completing this project or do I still attend but do not listen carefully? Then I choose the second option. Now what? I thought, my lecture little disappointed because the reports are still missing. Yeah, I regret because of my laziness. Then, He gives us (this project involves my partner and me) other tasks. The tasks are summary data with additional data such as table and diagram. BTW this project related to inventory of emission gas in the airport. I am lucky that He still forgives us even we make a mistake, today we are fortunate, but tomorrow I do not want this happens in the further. So, I finished all the tasks, then I can follow up Him to give me feedback in the morning. 

Meanwhile, that webinar is great makes me adding some support to make a good CV and want to send as many as I can. I have a chance to be interviewed by HR of Kalbe. She is HR in Kalbe Nutritional. She is a nice person (of course, a psychologist must be nice). I got feedbacks after finishing this section. Those are my eyes have to contact her and do not look thinking person (just flow what the HR ask). Gzz... It is difficult for me because of my public speaking skill not really good (but I know when we practice, then this obstacle will fall, and I will get the success). At least, she said overall is good. (But yeah I still do not have offering interview, so sad haha just kidding).

Okay, I think enough and this was the moment yesterday. Thanks

/kazhah/

Friday, September 4, 2020

5 Tipe Dosen yang Sering Dijumpai di Kampus

Kenali tipe dosen mu untuk memudahkan kamu mendapatkan nilai yang terbaik dan memudahkan kamu mempelajari mata kuliah tersebut. Salah satu faktor keberhasilanmu di perkuliahan adalah dosen, karena beliau yang memberikan mu nilai akhir dan apabila nilai akhirmu jelek (E) itu artinya kamu harus mengulang di tahun depan. Tapi, dosen hanyalah salah satu faktor kecil yang mementukan kelulusanmu, faktor paling besar adalah usaha (kerja keras) mu, ok! Berikut ini mayoritas tipe dosen yang sering ditemui di kampus:

  • Perfeksionis

Sepertinya tipe ini akan selalu ada di kampus mana pun dan jumlahnya relatif sedikit (hanya ada di mata kuliah tertentu saja yang biasanya dianggap paling susah). Untunglah dosen seperti ini jumlahnya sedikit hanya satu dua saja di tiap jurusan (sambil berharap semoga tidak diajari oleh beliau saat BDATM), tapi faktanya karena perfeksionis ini hampir semua mahasiswa pun pernah diajari oleh beliau. Tak perlu khawatir dengan tipe dosen seperti ini (meski di dalam hati berdoa memohon perlindungan kelolosan matkul), untuk menghadapi dosen seperti ini kita bisa menyiasati dengan duduk paling depan dan bertampang kalem (haduh paling ngga bisa kalo udh disuruh kedepan terus bingung ngerjainnya), dosen seperti ini tidak mengenal kata "buruh nulis" nilai yang beliau kasih saklek atas objektifnya (meskipun ada sedikit subjektif). Kertas ujian tidak perlu diisi curhatan ataupun keluhan karna tidak akan dikasihani juga. Bismillah saja apabila diajari beliau sembari belajar yang rajin supaya tahun depan tidak perlu ketemu beliau lagi di mata kuliahnya.

  • Ibu/Bapa Peri

Tipe ibu/bapa peri memiliki ciri-ciri yang mirip seperti perfeksionis, yaitu jumlahnya relatif sedikit namun banyak ditemukan di mata kuliah yang biasanya dianggap paling mudah. Rata-rata satu angkatan bisa dapat AB bahkan A, saking baiknya kalo dapat nilai akhir yang miris, seperti 79, nilai tersebut akan dinaikkan menjadi 80 sehingga menjadi A. Jangan diragukan lagi kebaikannya, mau itu mahasiswa malas sekalipun pasti dikasih motivasi, dibujuk buat kerjain tugas, dikasih kisi-kisi ujian, dsb. Biasanya tipe dosen ini ada di pertengahan ataupun di akhir tingkat kuliah.

  • Kasihan

Kalo tipe peri itu kasihan ke mahasiswa, ini mahasiswa kasihan ke bapa/ibu dosen ybs. Umumnya dosen tipe ini yang sudah berumur alias udah diatas 60 tahun. Dosen tipe ini sifatnya baik banget dan sabar ngadepin mahasiswa yang telat datang ke kelas (masih boleh ngizinin masuk kelas), karena sudah berumur juga metode pengajarannya pun kadang bikin ngantuk (tampilan kaku, tulisan bak seperti dokter). Urusan kasih nilai, dosen tipe ini tergantung diri kita sih, kalo kita rajin pake banget yah bagus pake banget juga, kalo kitanya malas yah masih selamat sih nilainya (umumnya, engga sampai harus ngulang sih).

  • Panutan

Semua dosen memang sejawarnya menjadi panutan mahasiswa, tapi ini lebih ke kharismatik. Dosen yang paling banyak dikagumi oleh mahasiswa/i karena kharisma mengajarnya dan rupanya. Tentunya ada dosen yang muda dan tampan/cantik, selain rupanya cara mengajarnya pun sangat mudah dipahami. Nilai yang diberikan pun tidak pelit dan masih mengenal "buruh nulis". Dosen yang paling dinanti namun tidak semua mahasiswa pernah diajari oleh beliau.

  • Santuy

Tipikal dosen muda yang kharismatiknya dibawah panutan. Cara menjarnya masih umum dan kadang sulit dipahami, tapi pembawaannya yang santai dan tidak mempermasalahkan mahasiswa yang datang telat ke kelas ataupun malas. Nilai yang diberikan pun relatif mudah seperti tipe panutan. Dosen tipe ini biasanya ada di awal dan pertengahan tingkat kuliah.

Nah inilah 5 tipe dosen yang umumnya sering dijumpai di tiap kampus. Apapun tipe dosenmu kalau kamu belajar dengan rajin dan bersungguh-sungguh kamu pasti bisa mendapatkan hasil yang terbaik. Semangat belajar!

/kazhah/

Wednesday, September 2, 2020

“Ela Manana Luar Bara Helat: How Indigenous Wisdom Can Heal The Planet”

As we know, biodiversity is all components living on this planet, consisting of various levels, such as biodiversity of the ecosystem, type, and genetic.  The existence of biodiversity is interconnected and required each other to grow and reproduce to form a living system. Therefore, biodiversity is an essential element in the sustainability of the planet and its contents, including human existence.
Biodiversity can be utilized as the source of food, medicines, energy, clothing, water and air supply, protection from natural disasters, and climate adjustment. And also, people can make use of biodiversity for social, cultural, and economic developments. But today, there are many occurrences related to environmental decay, particularly in the forest, for example, forest wildfire. These activities will adversely impact other components, both ecological and living things. 
Amazon Wildfire Brazil | Source: kompas.com
Let's explore the impact and consequence of those actions following some of the world's numerous events!
  • Amazon Forest Fire, Brazil
We can say that the Amazon forest is the largest rain forest in the world. However, in 2019 there was a terrible disaster in this forest; it was wildfire. Based on data of INPE Brazil, this increases up to 83% from the earlier period. The experts expect this increase to be due to increased deforestation. Adriane Muelbert, an ecologist, said that if deforestation continues to expand, it will impact climate change, where we lose an ecosystem that collects the carbon emission each year and that biodiversity became endangered and even extinct.
  • Kalimantan and Sumatera Forest Fire, Indonesia
As one of the megadiverse countries, Indonesia depends on the forest for food sources and livelihood because it has many and vast forests. But on the dry season in 2019, Sumatera and Kalimantan forests are burnt. According to the former police chief general, Tito Karnavian, this happens caused by a specific person to free the forest land quickly and cheaply. And based on data of the Meteorology, Climatology, and Geophysical Agency of Indonesia, air quality in Kalimantan or Sumatera reach the danger level (very unhealthy). This condition can inhibit activities and harm health surely. Another disadvantageous impact is orangutan populations which threatened and protected will become extinct. According to information from the chairman of the Foundation of International Animal Rescue (IAR) Indonesia, Tantyo Bangun said that there are two orangutans found in the tree in the middle of a burned land. The conditions are dehydrated, and there is an air rifle on one of the orangutan's faces.
  • Australia Forest Fire, Australia
The worst wildfires in Australia is stared in late July 2019. The causes of these fires are dominated by high hot temperatures and a long dry season exacerbated by climate change. The impact is that more than 7.3 billion hectares of land were fired, 27 people died, and it is estimated that about 1 billion animals die. Even koalas will become endangered animals that endemic animals of Australia.
These examples of forest detriment actions are only a handful from many defects forest and environmental which caused by human or nature. Realizing that the animals and plants which are protected and threatened will die, it is pitiful indeed. This impact is not only to animals and plants, but we also have to realize that this will affect biodiversity (by ecosystem, type, and genetic) for sure. 
Consequently, we have to protect, care, and conserve biodiversity, such as the forest, if we do not want something serious happens in the further. So, what can we do for them? We can learn from one of the struggle stories to conserve Indonesia's forests; namely, The indigenous Dayak Iban Sungai Utik people live in Kapuas Hulu District, West Kalimantan. They are very upholding customs and protect the forest. This forest covers an area of 9,480 hectares. The location is in a protected forest area surrounding 3,862 hectares, in a limited production forest area, including 5,518 hectares, and other use areas of 100 hectares. Their philosophy is "forest and nature provide their life and also show them to the world. Then, the forest is like their father, the earth is as their mother, and the water is their blood."
The Wisdom of Indigenous Dayak Iban | Source: inimulti.com
In daily life, they learn how to survive in the forest, look for fish and vegetables, and cook in nature. This habit does not mean keeping away from technological and educational developments. But instead, it becomes a challenge for them to obtain high education without leaving Iban's cultures and have to protect the forest.  By their knowledge and awareness, they always clear the road to clean water installation upstream to ensure clean water flows to each house every day. Moreover, there are many rules in Dayak Iban Sungai Utik culture, and they must obey it without exception so that their ancestors will not scold or even carry disaster to the planet. Some of the rules are if they want to cut a tree, they have to substitute twice. Also, do not allow farm at the top of the hill because it has a function to spread seeds down the mountain. Their habits, rules, and awareness of saving the forest awarded them several environmental awards, such as Equator Prize 2019, Kalpataru, and forest protection decree as customary forests.
Lastly, as we know, biodiversity is vital, not only losing some animals and plants, but also as food sources, air-water supply, and alternative income to improve life (health and education). So, let's protect, care, and conserve biodiversity by using natural materials wisely and keep the environment green!

 References:
 

Tuesday, September 1, 2020

Awal Mula Tertarik Membaca Buku

Sebetulnya saya bukan orang yang gemar membaca buku karena dulu memang tidak membiasakan untuk membaca banyak buku entah itu buku pelajaran, novel, ataupun majalah. Kebiasaan saya itu adalah bermain video game karena kebetulan di rumah ada sarana nya. Membaca itu hanya sekedar perlu ketika ada ujian ataupun ulangan apalagi ujian yang mengharuskan kita menghafal isi teks. Padahal membaca itu jendela ilmu pengetahuan ya!

Buku Bacaan | Sumber: geotimes.co.id

Saat masih SD, pertama kali buku bacaan yang nampak itu adalah komik, seperti komik Doraemon, Crayon Shinchan, Detective Conan, dan beberapa komik yang saya tidak kenali. Saya mulai tertarik untuk membaca komik itu, sangat menyenangkan banyak gambar dan di beberapa halaman selalu ada gambar yang berwarna. Kadang saya suka bingung sama alur baca di komik, dari kotak kanan-kiri atau kiri-kanan, dan karena masih dini juga jadi yang teringat hanya gambar tanpa tau maksud pesan yang ingin disampaikan si pengarang.

Setelah komik, di masa-masa SMP hingga SMA mulai tertarik dengan majalah dan novel. Majalah pertama yang saya lirik itu "Joey" (saya lupa nama majalah tepatnya seperti apa), alasannya karena dikenalkan oleh sepupu, majalah ini menggunakan bahasa inggris (dulu saya mana mengerti bahasa inggris, hanya sebatas beberapa kosakata yang saya tahu). Saya lirik majalah itu karena tampilannya menarik (berwarna dan banyak animasi), dan mencoba buat ikut kuis yang ada di dalam majalah itu (kuisnya saya kira gampang dan semua orang pasti bisa menjawab) dan alhamdulillah saya mendapatkan hadiah yang ada di kuis itu berupa sticker, notes, kalender, dan goody bag (plus jadi langganan dikirim majalah ke rumah, padahal sebelumnya hanya dikirim ke sepupu). Tapi, sekarang sudah beralih ke majalah anak sekolah (saya lupa namanya apa) yang saat itu SMA, majalah itu sering ada tiap bulan di kelas di meja guru, yah daripada bosan menunggu saat jam istirahat siang berakhir maka baca majalah ini sebagai penghilang kebosanan. Itu pun hanya baca-baca bagian horoskop, teka-teki, dan berbagai prestasi dari sekolah se-bandung. Sekarang, majalah sudah jarang saya baca bahkan tidak pernah, kalaupun iya itu pasti sedang di tempat tunggu atau di rumah seseorang yang ada majalahnya.

Nah.. novel yang pertama kali itu novel laskar pelangi karena diberikan oleh sepupu, ini juga awal tertarik membaca novel (sebetulnya sebelum novel saya sudah dikenalkan dengan laman fanfiction saat sedang senang-senangnya menonton anime, kemudian diberitahu oleh teman kalo mau cerita nya oot (out of topic) dari aslinya bisa baca di laman itu). Saya kira buku novel yang masih bertahan sampai saat ini untuk saya baca, baik itu novel fiksi ataupun non-fiksi, karena mungkin novel punya alur cerita yang lebih kompleks daripada komik ataupun majalah (di bagian cerpennya). Novel yang sudah saya baca itu ada dari penulis ternama hingga penulis belia, ada yang saya beli ada yang saya unduh gratisan dan ada yang saya pinjam. Tapi, memang tidak intens tiap hari membaca novel, saya masih berlatih untuk gemar membaca di mulai dari bacaan yang memang ringan dan menarik. Ketika kuliah di tingkat I dan II, saya tergolong rajin membaca novel tetapi sekarang jarang dan harus diimbangi dengan membaca buku pengembangan diri dan ilmiah.

Beginilah alur saya bisa mulai tertarik membaca buku, saya bersyukur masih diberi kesempatan untuk bisa memulai (banyak) membaca lagi di saat situasi pandemi ini, entah itu bacaan ilmiah ataupun non-ilmiah.

Sekian.

/kazhah/

4 Tips Mengerjakan Laporan Laboratorium ataupun Tugas Besar Teknik Lingkungan!!

Hi.. adik-adik teman mahasiswa teknik lingkungan khusunya yang se-almamater dengan saya! Saya sebagai alumni ingin memberikan beberapa tips untuk membuat laporan laboratorium maupun tugas besar yang benar dan baik. Kenapa saya merasa perlu memberikan tips ini? Karena sewaktu saya masih menjadi asisten laboratorium/dosen, maaf saya sedikit merasa "terganggu" dengan beberapa laporan yang sudah dibuat.Tapi memang bukan berarti semuanya itu tidak sesuai ataupun tidak bagus, hal ini tidak benar, justru saya berusaha ingin mengembangkan kemampuan analisis adik-adik supaya bisa lebih dari kaka-kakanya. Kita langsung mulai saja ya harapannya laporan yang kalian buat bisa mendapatkan nilai yang baik dan bermanfaat untuk kedepannya.

1). Kata Kunci

Lho.. apa maksudnya dari kata kunci? Perlu diingat, dosen ataupun asisten dosen itu manusia ya, untuk mengefisienkan waktu, tentunya (tbh) kita (terutama saya) tidak pernah membaca keseluruhan isi laporan dari apa yang teman-teman buat. Apa yang kita cari adalah kata kunci, bila sudah terjawab berarti sudah sesuai begitu juga sebaliknya. Saya ambil contoh tentang percobaan "Asiditas-alkanitas", saya sendiri sudah membuat daftar kata kunci apa saja yang harus ada di teori dasar dan analisis, semisal ada jawaban dari pertanyaan: "Apa itu asiditas?", "Apa itu alkanitas", "Apa yang mempengaruhi asidi-alkali", "Bagaimana proses asidi-alkali?", dsb. Kebanyakan yang sering saya temui itu banyak sekali yang membahas beberapa poin saja, misalnya definisi dan pengaruh asidi-alkali sedangkan yang lainnya tidak dituliskan (padahal ditulis berlembar-lembar, ingat yah kualitas itu lebih utama daripada kuantitas). Saran saya, kalian sebelum memulai menulis terlebih dahulu membuat daftar pertanyaan, seperti 5W1H nya (sebetulnya di juklak dan juknis pun sudah dirinci, tapi ada baiknya kalian buat dan kembangkan dengan versi terbaik kalian)

2). Alur

Alur ini maksudnya saat kita menulis apapun itu harus memiliki alur yang jelas atau sistematis. Ada keterkaitan antar kalimat dan paragraf. Saya sering menemukan tipikal solusi dan simpulan diawal dan diakhir. Misalnya, pada bab pendahuluan, saya sadari betul membuat latar belakang itu sangat susah karena harus bisa memberikan pesan dan isi yang disampaikan secara lebih ringkas dan padat, dan saya pun masih terus belajar untuk bisa membuat tulisan yang baik entah itu di bab pendahuluan, metodologi, bahkan isi. Di bab pendahuluan pada perencanaan tugas besar, umumnya kalian mendeskripsikan solusi seperti, "Air limbah adalah blabla..., dan sistem IPAL yang baik diperlukan di Kota X karena Kota X termasuk daerah yang padat dan kumuh...". Tulisan yang baik menurutku tulisan yang memiliki alur yang sistematis. Misalnya, dimulai dari definisi-contoh-sebab-akibat-alternatif solusi. Saran saya, kalian membuat tulisan layaknya seperti bercerita sehingga "enak" untuk dibaca. Ingat juga, saya tidak pernah membaca keseluruhan isi, tapi saya membaca kata kunci di tiap alurnya.

3). Referensi

Referensi sangat penting apalagi kita akan membuat tulisan ilmiah/akademik yang sudah pasti isi yang kita buat harus ada landasan/pendasaran. Saya sendiri suka melihat judul dari tiap referensi hanya untuk memastikan tulisannya relevan dengan daftar pustaka,

4). Amati Tiru Modifikasi

Sudah menjadi rahasia umum perencanaan tugas besar maupun laporan praktikum berujung "Masteran". Saya tidak akan bilang ini salah lho ini tidak baik lho, justru silahkan kalian liat laporan kaka-kaka kalian sebelumnya entah itu minta langsung ke ybs atau membaca laporannya di perpustakaan. Saya pribadi mempersilahkan apabila menginginkan laporan saya (dengan catatan meminta dengan baik-baik dan sopan). Sewaktu saya masih kuliah, saya pernah mendapatkan laporan tugas besar dari kaka-kaka sebelumnya, jika tidak pun saya mengandalkan laporan yang bertebaran di internet. Poin pentingnya, kita harus bisa memaksimalkan laporan yang sebelumnya dibuat oleh kaka-kaka tingkat kita, kita amati (dalam konteks ini mememahami), kemudian tiru (membuat laporannya), dan modifikasi (laporan yang sudah dimaksimalkan dengan versi kita). Tanamkan saya harus bisa lebih baik lagi mengerjakan laporan ini entah itu dari segi isi maupun redaksi. Ingat, dilarang untuk copy-paste apalagi meniru isi secara keseluruhan (padahal beda studi kasus lho, seharusnya isinya pun berbeda)!. Saran saya, pahami tiap rumus ataupun persamaan yang diberikan (karena tiap asisten sering berbeda, hal ini disebabkan asisten tersebut diajari oleh dosen yang berbeda juga), adanya perbedaan ini bukan berarti yang satu rumus ada yang salah, tidak benar ini. Ini ibaratnya seperti mencari debit (Q), kita bisa mengetahui dari persamaan luas (A) dan kecepatan (v), atau volume (V) dengan waktu (t), dan keduanya ini dibenarkan, bukan?

Nah.. inilah 4 tips mengerjakan laporan untuk mahasiswa teknik lingkungan dari saya. Saya pun masih terus belajar menulis untuk terus berkembang entah itu dari segi isi maupun redaksi. Tetap semangat belajar dan berlatih menulis ya, semoga tips ini bisa bermanfaat. Terima kasih.

/kazhah/

Grateful Moment

Ada satu momen yang menurutku sangat bahagia dan aku pun tidak bisa mendeskripsikan dengan kata-kata yang tepat. Momen itu adalah satu hari ...