Saturday, August 29, 2020

Hutan Indonesia Lestari Kenekaragaman Hayati Terlindungi

Apa yang pertama kali terlintas dipikiran kalian ketika mendengar kata Hutan? Apakah suatu tempat di mana banyaknya pohon-pohon tinggi yang menjulang sekaligus menyeramkan? Atau justru merupakan tempat kehidupan bagi flora dan fauna liar? Simpan jawaban kalian dan mari kita telusuri ‘hutan’ bersama!

Sebelum kita mengenali lebih jauh tentang hutan, ada baiknya kita mengenal terlebih dahulu ‘apa itu hutan?’ Mengutip dari UU RI No.41 Tahun 1999 disebutkan “Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan.” Nah.. apakah kalian punya pandangan lain terkait arti hutan? Jawabannya pasti ada. Tapi, pasti tiap pandangan memiliki inti yang sama, yaitu ekosistem yang didominasi pohon.

Ekosistem hutan memiliki arti adanya keterkaitan dan ketergantungan antara makhluk hidup hutan (tumbuhan, hewan, dan mikroba) dengan lingkungan (cahaya, udara, air dan tanah). Tentunya setiap makhluk hidup saling membutuhkan satu sama lainnya untuk tumbuh dan berkembang biak. Sekumpulan makhluk hidup yang bermacam-macam ini disebut dengan keanekaragaman hayati (kehati). Kita patut berbangga bahwa Indonesia memiliki kehati yang sangat tinggi karena mempunyai keanekaragaman ekosistem yang tinggi. Salah satunya adalah banyaknya jenis ekosistem hutan yang dimiliki Indonesia, yaitu hutan mangrove; hutan pantai; hutan dipterokarpa; hutan keranggas; hutan rawa; hutan rawa gambut; hutan pegunungan; dan savana.1

Untuk lebih jelasnya, mari kita simak bersama!

  • Hutan Mangrove

Hutan mangrove ditemukan di lahan yang tergenangi oleh air laut dan air tawar, sehingga hutan ini sering disebut sebagai hutan payau/bakau. Jenis hutan ini tumbuh di sepanjang pesisir pantai, muara sungai maupun rawa gambut. Hutan mangrove memiliki fungsi dan manfaat yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Contoh umumnya adalah sebagai tempat penangkaran ikan dan udang; dan penahan gelombang air laut. Hutan ini dapat ditemukan di wilayah pesisir pantai yang tersebar di Indonesia.2


Hutan Mangrove di Jakarta

(sumber: perjalanannyaindah.com)

  • Hutan Pantai

Hutan pantai umumnya berada pada kondisi pasir yang kering, terbuka dan ketinggian vegetasi rendah serta bersemak. Jenis hutan ini biasanya khusus digunakan sebagai habitat dan lokasi penyu bertelur. Hutan pantai dapat ditemukan di daerah selatan Jawa, sebagaian pantai barat Sumatera, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan pulau-pulau kecil yang tersebar di Indonesia.1


Hutai Pantai di Banyuwangi (Pantai Sukamade)

(sumber: ekspedisiwisata.blogspot.com)

  • Hutan Dipterokarpa

Hutan dipterokarpa merupakan hutan dataran rendah yang berada di bawah elevasi 1.000 m dibawah permukaan laut (mdpl) dan memiliki struktur vegetasi yang sangat komplek dan beragam. Jenis hutan ini disebut juga hutan hujan. Hutan ini terdapat banyak pohon yang berukuran besar dengan tinggi mencapai 70 m. 2

Jenis hutan ini umumnya menjadi habitat bagi spesies mamalia besar seperti gajah, harimau, tapir, rusa dan beruang dan bisa ditemukan di Pulau Kalimantan, Sumatera, Jawa, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua. Tambahannya, lebih dari 50% kehati hutan dipterokarpa ditemukan di Pulau Kalimantan.1

Hutan Dipterokarpa di Kalimantan Timur

(sumber: BAPPENAS, 2003)
  • Hutan Kerangas

Hutan Kerangas merupakan hutan dataran rendah yang berada di bawah elevasi 800 mdpl dan umumnya tumbuh di tanah berjenis podsol (tanah pasir dengan kandungan silika tingga dan bersifat masam). Secara umum, kehati di hutan kerangas lebih rendah daripada hutan tropis lainnya, yaitu hanya ada 123 jenis tumbuhan. Jenis hutan ini dapat ditemukan di sepanjang jalan utama di Kalimantan.2

Hutan Kerangas di Desa Bawan Kalimantan Tengah

(sumber: BAPPENAS, 2003)

  • Hutan Rawa

Hutan rawa umumnya ditemukan pada kondisi air tawar dengan pH (derajat keasaman) 6 atau lebih rendah.2 Vegetasi yang tumbuh di hutan rawa sangat bervariasi, yaitu berupa rerumputan, palem, pandan, dan bahkan pohon yang berukuran besar dan tinggi. Jenis hutan ini banyak ditemukan di Pulau Sumatera bagian timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Maluku dan Papua bagian selatan.1

Hutan Rawa di Kalimantan Tengah

(sumber: triptus.com)

  • Hutan Rawa Gambut

Hutan rawa gambut umumnya ditemukan di tanah yang bersifat asam, basah dan tergenang. Vegetasi yang tumbuh di hutan ini adalah pepohonan ataupun berupa semak-semak. Hutan rawa gambut memiliki peranan penting dalam siklus hidrologi karena memiliki peran dalam menentukan jumlah emisi karbon yang diemisikan tiap tahunnya.  Jenis hutan ini dapat ditemukan di Sumatera, Kalimantan, Papua dan Sulawesi.2

Hutan Rawa Gambut di Kabupaten Siak Provinsi Riau

(sumber: traverse.id)

  • Hutan Pegunungan

Hutan pegunungan di Indonesia terbagai menjadi lima zona berdasarkan ketinggiannya, yaitu pegunungan bawah; pegunungan atas; sub-alpin; alpin; dan nival. Adanya perbendaan ketinggian ini yang menyebabkan terjadinya perbedaan habitat satwa dan vegetasi yang hidup. Semakin menuju puncak gunung, jenis pepohonan yang tumbuh semakin berukuran kecil, bentuk batang tidak teratur dan tumbuh menyebar. Indonesia sendiri hanya memiliki satu hutan pengunungan alpin-nival, yaitu hutan pengunungan Jayawijaya (Papua) dengan ketinggian 4.100-4.600 mdpl (alpin) dan lebih dari 5.000 mdpl (nival).1

Hutan Pegunungan Gede Pangrango di Jawa Barat

(sumber: mahacalaunhalu.wordpress.com)

Pegunungan (Nival) Lorenz di Papua

(sumber: beritapapua.id)

  • Savana

Savana memiliki ciri-ciri wilayah dengan curah hujan rendah (kering dan panas) dan pepohonan serta semak-belukar yang tumbuh saling berjauhan. Vegetasi yang tumbuh didominasi oleh rumput, semak-belukar, dan pepohonan. Jenis hutan ini menjadi habitat bagi banteng, rusa, burung, komodo dan bahkan penggembalaan hewan ternak. Savana dapat ditemukan di Pulau Jawa bagian timur, Nusa Tenggara hingga Papua.2

Savana Bekol di Jawa Timur

(sumber: tempatwisata.pro)

Nah.. Indonesia sangat kaya akan keanekaragaman hayatinya, bukan? Sebagai penunjang informasi tambahan,  jumlah kehati yang hidup di ekosistem hutan dan daratan lainnya dapat dilihat pada Gambar di bawah ini.1


Kekayaan kehati Indonesia yang sangat melimpah sudah tidak diragukan lagi ya! Tidak mengherankan jika Indonesia disebut sebagai mega bioversity dan pastinya, kehati yang tinggi ini sangat menguntungkan bagi Indonesia. Kehati dapat dimanfaatkan sebagai sumber pangan, obat-obatan, energi dan sandang, penyedia air dan udara bersih, perlindungan dari bencana alam, dan pengaturan iklim. Selain ini, masyarakat juga dapat memanfaatkan kehati untuk perkembangan sosial, budaya dan ekonomi.1

Namun, kekayaan alam yang melimpah ini apabila tidak dirawat dan dijaga dengan baik tentunya bisa berakibat buruk bagi kehidupan manusia maupun lingkungan. Lantas, terbesitlah dalam pikiran kita: “upaya apa yang bisa kita lakukan untuk menjaga kelestarian mereka?”

Ternyata pada tanggal 7 Agustus 2020 yang merupakan Festival Hari Hutan Indonesia, sekolompok komunitas lingkungan mengajak kita sebagai masyarakat umum untuk berpartisipasi dalam kampanye Adopsi Hutan. Adopsi Hutan merupakan kegiatan menjaga dan merawat hutan dan keanekaragaman hayati lainnya. Adopsi Hutan ini secara langsung dilakukan oleh warga lokal yang dekat dengan hutan dan dibantu oleh penjaga hutan. Namun, secara tidak langsung kita dapat melakukan kontribusi dalam bentuk donasi. Tentunya, donasi ini akan diberikan kepada warga lokal untuk kegiatan patroli hutan desa/adat, modal wirausaha produksi hasil hutan non-kayu, dan klinik kesehatan warga.3

Adopsi Hutan

(sumber: hutanitu.id)

Selain berdonasi, kita sebagai warga yang tinggal di kota dapat melakukan hal-hal sederhana untuk merawat hutan dan lingkungan. Hal-hal sederhana yang luput tapi berdampak besar bagi hutan dan lingkungan, yaitu seperti berhemat menggunakan pemakaian kertas baru (akan jauh lebih baik, apabila mendaur-ulang dan menggunakan kembali kertas daur-ulang), mengkampanyekan adopsi hutan melalui media sosial, dan mengikuti komunitas atau organisasi di bidang lingkungan agar kita bisa ikut memantau perkembangan hutan dan keanekaragaman hayati lainnya.

Jadi, mari kita bersama-sama menjaga, merawat, dan melestarikan hutan agar Hutan Indonesia tetap lestari, keanekaragaman hayati terlindungi dan generasi penerus selanjutnya bisa menikmati!!

Salam Lestari!


#HariHutanIndonesia #HutanKitaJuara

#AdopsiHutan #HIIXBPN

#BlogCompetitionSeries 


Referensi:

  1. BAPPENAS. 2003. Strategi dan Rencana Aksi Keanekaragaman Hayati Indonesia 2003-2020: IBSAP: Dokumen Nasional. Badan Perencanaan Pembangunana Nasional; Jakarta.
  2. https://www.mongabay.co.id
  3. https://hutanitu.id


Thursday, August 27, 2020

"Teman Terburuk"

Perputaran waktu dan langkahan kaki diikuti bayangan yang selalu menempel pada diri ini.
Bayangan ini adalah teman terburuk.
Sekalinya ada cahaya, dia baru muncul.
Selalu hilang saat keadaan gelap tak ada cahaya sama sekali.
Mengapa saat diri ini gelap, kamu tidak ada?
Namun, meskipun sifatmu seperti itu aku tetap setia padamu.
Meskipun kamu hanya ada disaat titik terang, meskipun aku sendirian dalam kegelapan, tetap saja aku akan lengket padamu.
Sulit dipercaya tapi ini memang benar.

/kazhah/


Grateful Moment

Ada satu momen yang menurutku sangat bahagia dan aku pun tidak bisa mendeskripsikan dengan kata-kata yang tepat. Momen itu adalah satu hari ...