Apa
yang pertama kali terlintas dipikiran kalian ketika mendengar kata ‘Hutan’?
Apakah suatu tempat di mana banyaknya pohon-pohon tinggi yang menjulang
sekaligus menyeramkan? Atau justru merupakan tempat kehidupan bagi flora dan
fauna liar? Simpan jawaban kalian dan mari kita telusuri ‘hutan’ bersama!
Sebelum
kita mengenali lebih jauh tentang hutan, ada baiknya kita mengenal terlebih
dahulu ‘apa itu hutan?’ Mengutip dari UU RI No.41 Tahun 1999 disebutkan “Hutan
adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam
hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang
satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan.” Nah.. apakah kalian punya
pandangan lain terkait arti hutan? Jawabannya pasti ada. Tapi, pasti tiap pandangan
memiliki inti yang sama, yaitu ekosistem yang didominasi pohon.
Ekosistem
hutan memiliki arti adanya keterkaitan dan ketergantungan antara makhluk hidup hutan
(tumbuhan, hewan, dan mikroba) dengan lingkungan (cahaya, udara, air dan
tanah). Tentunya setiap makhluk hidup saling membutuhkan satu sama lainnya
untuk tumbuh dan berkembang biak. Sekumpulan makhluk hidup yang bermacam-macam
ini disebut dengan keanekaragaman hayati (kehati). Kita patut berbangga bahwa
Indonesia memiliki kehati yang sangat tinggi karena mempunyai keanekaragaman
ekosistem yang tinggi. Salah satunya adalah banyaknya jenis ekosistem hutan
yang dimiliki Indonesia, yaitu hutan mangrove; hutan pantai; hutan dipterokarpa;
hutan keranggas; hutan rawa; hutan rawa gambut; hutan pegunungan; dan savana.1
Untuk
lebih jelasnya, mari kita simak bersama!
- Hutan Mangrove
Hutan mangrove
ditemukan di lahan yang tergenangi oleh air laut dan air tawar, sehingga hutan
ini sering disebut sebagai hutan payau/bakau. Jenis hutan ini tumbuh di
sepanjang pesisir pantai, muara sungai maupun rawa gambut. Hutan mangrove
memiliki fungsi dan manfaat yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Contoh
umumnya adalah sebagai tempat penangkaran ikan dan udang; dan penahan gelombang
air laut. Hutan ini dapat ditemukan di wilayah pesisir pantai yang tersebar di
Indonesia.2
Hutan Mangrove di Jakarta
(sumber: perjalanannyaindah.com)
- Hutan Pantai
Hutan pantai
umumnya berada pada kondisi pasir yang kering, terbuka dan ketinggian vegetasi
rendah serta bersemak. Jenis hutan ini biasanya khusus digunakan sebagai
habitat dan lokasi penyu bertelur. Hutan pantai dapat ditemukan di daerah
selatan Jawa, sebagaian pantai barat Sumatera, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan
pulau-pulau kecil yang tersebar di Indonesia.1
Hutai Pantai di Banyuwangi (Pantai Sukamade)
|
- Hutan Dipterokarpa
Hutan dipterokarpa merupakan hutan dataran rendah yang berada di bawah
elevasi 1.000 m dibawah permukaan laut (mdpl) dan memiliki struktur vegetasi
yang sangat komplek dan beragam. Jenis hutan ini disebut juga hutan hujan.
Hutan ini terdapat banyak pohon yang berukuran besar dengan tinggi mencapai 70
m. 2
Jenis hutan ini umumnya menjadi habitat bagi spesies mamalia besar seperti
gajah, harimau, tapir, rusa dan beruang dan bisa ditemukan di Pulau Kalimantan,
Sumatera, Jawa, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua. Tambahannya, lebih
dari 50% kehati hutan dipterokarpa ditemukan di Pulau Kalimantan.1
Hutan Dipterokarpa di Kalimantan Timur |
- Hutan Kerangas
Hutan Kerangas
merupakan hutan dataran rendah yang berada di bawah elevasi 800 mdpl dan
umumnya tumbuh di tanah berjenis podsol (tanah pasir dengan kandungan
silika tingga dan bersifat masam). Secara umum, kehati di hutan kerangas lebih
rendah daripada hutan tropis lainnya, yaitu hanya ada 123 jenis tumbuhan. Jenis
hutan ini dapat ditemukan di sepanjang jalan utama di Kalimantan.2
Hutan Kerangas di Desa Bawan Kalimantan Tengah |
(sumber: BAPPENAS, 2003)
- Hutan Rawa
Hutan rawa umumnya ditemukan pada kondisi air tawar dengan pH (derajat keasaman) 6 atau lebih rendah.2 Vegetasi yang tumbuh di hutan rawa sangat bervariasi, yaitu berupa rerumputan, palem, pandan, dan bahkan pohon yang berukuran besar dan tinggi. Jenis hutan ini banyak ditemukan di Pulau Sumatera bagian timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Maluku dan Papua bagian selatan.1
Hutan Rawa di Kalimantan Tengah
(sumber: triptus.com)
- Hutan Rawa Gambut
Hutan rawa
gambut umumnya ditemukan di tanah yang bersifat asam, basah dan tergenang.
Vegetasi yang tumbuh di hutan ini adalah pepohonan ataupun berupa semak-semak.
Hutan rawa gambut memiliki peranan penting dalam siklus hidrologi karena
memiliki peran dalam menentukan jumlah emisi karbon yang diemisikan tiap
tahunnya. Jenis hutan ini dapat
ditemukan di Sumatera, Kalimantan, Papua dan Sulawesi.2
Hutan Rawa Gambut di Kabupaten Siak Provinsi Riau
(sumber: traverse.id)
- Hutan Pegunungan
Hutan pegunungan
di Indonesia terbagai menjadi lima zona berdasarkan ketinggiannya, yaitu pegunungan
bawah; pegunungan atas; sub-alpin; alpin; dan nival. Adanya perbendaan
ketinggian ini yang menyebabkan terjadinya perbedaan habitat satwa dan vegetasi
yang hidup. Semakin menuju puncak gunung, jenis pepohonan yang tumbuh semakin
berukuran kecil, bentuk batang tidak teratur dan tumbuh menyebar. Indonesia
sendiri hanya memiliki satu hutan pengunungan alpin-nival, yaitu hutan pengunungan
Jayawijaya (Papua) dengan ketinggian 4.100-4.600 mdpl (alpin) dan lebih dari
5.000 mdpl (nival).1
Hutan Pegunungan Gede Pangrango di Jawa Barat |
Pegunungan (Nival) Lorenz di Papua
|
- Savana
Savana memiliki ciri-ciri wilayah dengan curah hujan
rendah (kering dan panas) dan pepohonan serta semak-belukar yang tumbuh saling
berjauhan. Vegetasi yang tumbuh didominasi oleh rumput, semak-belukar, dan
pepohonan. Jenis hutan ini menjadi habitat bagi banteng, rusa, burung, komodo
dan bahkan penggembalaan hewan ternak. Savana dapat ditemukan di Pulau Jawa
bagian timur, Nusa Tenggara hingga Papua.2
Savana Bekol di Jawa Timur
(sumber: tempatwisata.pro) |
Nah..
Indonesia sangat kaya akan keanekaragaman hayatinya, bukan? Sebagai penunjang
informasi tambahan, jumlah kehati yang
hidup di ekosistem hutan dan daratan lainnya dapat dilihat pada Gambar di bawah
ini.1
Kekayaan
kehati Indonesia yang sangat melimpah sudah tidak diragukan lagi ya! Tidak
mengherankan jika Indonesia disebut sebagai mega bioversity dan pastinya,
kehati yang tinggi ini sangat menguntungkan bagi Indonesia. Kehati dapat
dimanfaatkan sebagai sumber pangan, obat-obatan, energi dan sandang, penyedia
air dan udara bersih, perlindungan dari bencana alam, dan pengaturan iklim.
Selain ini, masyarakat juga dapat memanfaatkan kehati untuk perkembangan
sosial, budaya dan ekonomi.1
Namun,
kekayaan alam yang melimpah ini apabila tidak dirawat dan dijaga dengan baik
tentunya bisa berakibat buruk bagi kehidupan manusia maupun lingkungan. Lantas,
terbesitlah dalam pikiran kita: “upaya apa yang bisa kita lakukan untuk menjaga
kelestarian mereka?”
Ternyata pada
tanggal 7 Agustus 2020 yang merupakan Festival Hari Hutan Indonesia, sekolompok
komunitas lingkungan mengajak kita sebagai masyarakat umum untuk berpartisipasi
dalam kampanye Adopsi Hutan. Adopsi Hutan merupakan kegiatan menjaga dan
merawat hutan dan keanekaragaman hayati lainnya. Adopsi Hutan ini secara
langsung dilakukan oleh warga lokal yang dekat dengan hutan dan dibantu oleh
penjaga hutan. Namun, secara tidak langsung kita dapat melakukan kontribusi
dalam bentuk donasi. Tentunya, donasi ini akan diberikan kepada warga lokal
untuk kegiatan patroli hutan desa/adat, modal wirausaha produksi hasil hutan
non-kayu, dan klinik kesehatan warga.3
Adopsi Hutan
(sumber: hutanitu.id)
Selain berdonasi, kita sebagai warga yang tinggal di kota dapat melakukan
hal-hal sederhana untuk merawat hutan dan lingkungan. Hal-hal sederhana yang
luput tapi berdampak besar bagi hutan dan lingkungan, yaitu seperti berhemat
menggunakan pemakaian kertas baru (akan jauh lebih baik, apabila mendaur-ulang
dan menggunakan kembali kertas daur-ulang), mengkampanyekan adopsi hutan
melalui media sosial, dan mengikuti komunitas atau organisasi di bidang
lingkungan agar kita bisa ikut memantau perkembangan hutan dan keanekaragaman
hayati lainnya.
Jadi, mari kita bersama-sama menjaga, merawat, dan melestarikan hutan agar Hutan
Indonesia tetap lestari, keanekaragaman hayati terlindungi dan generasi penerus selanjutnya bisa menikmati!!
Salam Lestari!
Referensi:
- BAPPENAS. 2003. Strategi dan Rencana Aksi Keanekaragaman Hayati Indonesia 2003-2020: IBSAP: Dokumen Nasional. Badan Perencanaan Pembangunana Nasional; Jakarta.
- https://www.mongabay.co.id
- https://hutanitu.id